PRAJURIT JALANAN
Tertulis sajak-sajak nakal
Di dinding yang memercakkan darah
Hanya berlalu tanpa dilihat
Menuju antrean penumpang
Melintasi batas kota
Dengan gitar tua
"Sebuah lagu dari Ebiet G Ade." katanya
Riuh memekatkan telinga
Tak terdengar nyanyian itu
Hanya melihat lukisan tersirat didirinya
Wajah tua khas 50an
Penuh derita tapi tertawa
Mengais rejeki
Melantunkan melodi
Kemudiaan berlalu meniggalkan kami
Dengan koin 500 perak dariku
Tangannya menggengam erat
Oh, serakahkah kami?
Sengsarakah mereka?
Tapi mereka tak lagi melihat kami
by : Ade Cahyaning Pangesti
Tidak ada komentar:
Posting Komentar